Pensyariatan shalat mengandung
titik kosentrasi kehidupan yang baik, di mana kita dapat melihat di dalamnya
semangat penegakan keadilan, pembinaan akhlak, dan penempaan naluri (insting).
Sebab di dalam sholat, manusia dapat berkomunikasi langsung dengan penciptanya
dan mengatur urusannya, meminta dan memohon pertolongan kepada-Nya. Dan sebagai
orang yang memohon pertolongan Allah SWT, tentu saja ia kesah dan tidak panik
ketika mendapatkan coba’an. Di samping kita melaksanakan shalat lima waktu,
kita juga dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah, salah satunya shalat sunahmalam.
Ada sejumlah hadis yang
menjelaskan keutamaan shalat sunah malam, di antaranya hadis yang diriwayatkan
oleh Abu Hurairah ra bahwasannya Nabi saw bersabda:
Afdholushsholaatil
maktuubatishsholaatu fii jaufillaili wa afdholushshiyaami ba’da syahri
romadhoona shiyaamu syahrillahil muharrami
“Shalat yang paling afdhal setelah
shalat wajib adalah shalat di tengah malam, dan puasa yang paling afdhal
setelah puasa bulan Ramadhan adalah muharram.”
Masih dari Abu Hurairah
ra, Rasulullah saw bersabda: “Semoga Allah mengasihi laki-laki yang bangun
malam, lalu shalat, kemudian membangunkan istrinya, lantas ia shalat, dan jika
ia menolak, segera ia cipratkan air ke wajahnya. Semoga Allah mengasihi perempuan
yang bangun malam, lalu shalat, kemudian membangunkan suaminya, lantas ia shalat,
dan jika ia menolak, segera ia cipratkan air ke wajahnya.”
Keutamaan shalat sunah malam
sebenarnya cukup terangkum dalam firman Allah SWT:
Tatajaafaa junuubuhum ‘anil madhoo
ji’i yad’uuna rabbahum khoufan wa thama’an wa mimmaa razaqnaahum yunfiquuna *
falaa ta’lamu nafsun maa ukhfiya lahum min qurrati a’yunin jazaa a bimaa kaanuu
ya’maluun
“Lambung mereka jauh dari tempat
tidurnya dan mereka selalu berdo’a kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan
harap, serta mereka menafkahkan dengan apa-apa rezeki yang Kami berikan. Tak
seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang
sebagai balasan bagi mereka atas apa yang mereka kerjakan.” (As-Sajdah
(32): 16-17)
Sementara petunjuk Nabi
saw mengenai keutamaan shalat sunah malam, dipaparkan oleh Aisyah ra.: “Kami
menyiapkan untuk beliau segala keperluan siwak dan bersuci (wudhu) beliau. Lalu
beliau bersiwak dan berwudhu, kemudian shalat sembilan rakaat tanpa duduk
didalamnya kecuali pada rakaat kedelapan. Beliau lantas berdzikir kepada Allah,
bertahmid memuji-Nya, dan berdo’a kepada-Nya, kemudian bangkit dan tidak salam.
Lalu beliau menunaikan rakaat yang kesembilan kemudian duduk, lalu berdzikir
mengingat Allah, bertahmid memuji-Nya, dan berdo’a kepada-Nya. Kemudan salam
dengan ucapan yang terdengar oleh kami. Kemudian beliau sholat dua rakaat
setelah salam sambil duduk. Sehingga semuanya menjadi sebelas rakaat. Ketika
beliau telah semakin tua dan tubuhnya semakin lemah, beliau menjalankan witir
sebanyak tujuh rakaat, kemudian melakukan hal yang sama dengan sebelumnya dalam
menjalankan dua rakaat terakhir, sehingga totalnya menjadi sembilan rakaat. Dan
jika telah menjalankan satu shalat, beliau ingin sekali bermudawamah (terus
menerus) melakukannya.
Sumber SMBC UMROH PAKET MURAH
Sumber SMBC UMROH PAKET MURAH
0 komentar:
Posting Komentar